Jenis-jenis Tingkatan Tier Data Center
Jika Anda menjalankan sebuah bisnis digital, Anda pastinya membutuhkan website untuk mendukung performa bisnis digital Anda. Pada website tersebut, untuk menjalankannya Anda memerlukan layanan hosting atau cloud server agar data-data website milik Anda tersimpan dengan baik dan mudah diakses oleh Anda atau pengunjung. Semua data yang terdapat pada website tersebut tersimpan pada sebuah data center.
Data center adalah pusat penyimpanan data yang dapat diakses secara private oleh orang-orang yang memegang kendalinya. Dalam sebuah data center, terdapat ribuan data yang pernah ada di sebuah website tersebut, merangkum keseluruhan eksistensi website. Sebuah data center, memiliki tingkatannya tersendiri, tergantung dari kapasitas dan kemampuannya untuk menjadi corong bagi pengguna layanannya. Tingkatan itu disebut sebagai Tier.
Pada artikel ini, akan dijelaskan mengenai vitalnya memahami klasifikasi data center guna melakukan mitigasi serta proteksi atas data yang Anda miliki, menjelaskan data center dan tiernya, serta cara memilih tingkatan data center. Simak baik-baik.
Apa Itu Tier Data Center?
Tier Data Center adalah tingkatan yang terdapat dalam sebuah data centeri. Tingkatannya beragam, sesuai dengan harga, kebutuhan, dan layanan yang diberikan kepada penggunanya. Seperti kelas tiket pesawat yang membagi tier-nya menjadi kelas utama, kelas bisnis, dan kelas ekonomi, tier pada sebuah data center pun berlaku seperti itu.
Tier data center berguna untuk menentukan sistem yang digunakan serta menggambarkan jenis infrastruktur server atau pusat penyimpanan data tertentu secara konsisten. Jenis-jenis tersebut, dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan ketentuan dari yang terbaik hingga yang biasa saja. Biasanya, pembagian tier data center dibagi menjadi 4 rangking. Yang mana biasanya dinamakan sebagai berikut:
-
Tier 1: basic site infrastructure
-
Tier 2: redundant site infrastructure capacity component
-
Tier 3: concurrently maintainable site infrastructure
-
Tier 4: fault tolerant site infrastructure
Klasifikasi Tier Data Center
Sebuah tier data center mempunyai standarnya sendiri untuk menentukan pengguna dan bagaimana kualitas si penyedia jasa pun. Untuk memperjelas garis kriteria yang dibutuhkan oleh sebuah data center, Uptime Institue, sebuah megainformasi teknologi yang memberikan sertifikasi terhadap data center, membentuk satuan standarisasi untuk setiap tingkat infrastruktur cloud data center, yang meliputi:
-
Ketersediaan layanan dan uptime guarantees
-
Infrastruktur daya dan keadaan pendingin
-
Tingkat redundansi yang merupakan proses penduplikasian komponen penting dan akan menyimpannya sebagai cadangan serta melakukan pengamanan jika terjadi gangguan yang direncanakan atau tidak direncanakan
-
Keahlian staf dan protokol maintenance (khususnya kemampuan untuk menangani perawatan bersamaan)
-
Biaya layanan
-
Waktu yang dibutuhkan oleh fasilitas yang dimiliki untuk menyiapkan klien baru
-
Pembawa netralitas
-
Operational sustainability dan kemampuan pusat untuk memenuhi tujuan bisnis jangka panjang
-
Tingkat keamanan pusat data
Tingkatan Tier Data Center
Dari standarisasi yang telah ditentukan kriterianya di atas, maka deskripsi berikut ini akan memperjelas mengenai tingkatan-tingkatan dan jenis tier data center adalah:
-
Tier 1 Data Center (Basic Site Infrastructure)
Yang pertama adalah basic site infrastructure. Infrastruktur tire 1 umumnya memiliki cooling capacity dan kapasitas yang mampu mendukung beban kerja secara mild. Jalur infrastruktur yang ditawarkan oleh tier 1 adalah jalur tunggal untuk daya dan pendinginan, dan sayangnya tidak memiliki back up untuk sistem bagaimanappun kondisinya. Berikut adalah fasilitas utama yang dimiliki oleh tier 1 data center:
- Uniterruptible Power Supply(UPS) atau distribusi daya yang tak terputus untuk kejadian seperti pemadaman listrik
- Terdapat ruang khusus untuk sistem IT
- Terdapat sebuah mesin-generator
- Terdapat peralatan pendingin khusus yang beroperasi di luar jam kantor.
Adapun untuk pemeliharaan rutin atau perbaikan darurat, staf yang bekerja harus menghentikan operasi sepenuhnya. Tier 1 data center juga memerlukan sistem, protokol, dan peralatan yang memastikan pusat data aktif dan berjalan di luar jam kantor standar (malam dan akhir pekan). Namun karena kurangnya cadangan, klien tier 1 dapat mengantisipasi waktu henti (downtime) hingga 28,8 jam per tahun.
-
Tier 2 Data Center (Redundant Site Infrastructure Capacity Component)
Yang kedua adalah redundant site infrastructure capacity component. Upgrade yang dimiliki pada tier 2 dan tidak ada pada tier 1 adalah fasilitas back up serta peningkatan di area pengamanannya. Media pendukung pada tier 2 data center adalah
- Generator mesin ekstra
- Penyimpanan energi
- Pendingin
- Raised floors
- Modul UPS
- Pompa
- Peralatan penolakan panas
- Tangki bahan bakar dan sel
- Unit pendingin ekstra
Seperti tier 1 data center, tier 2 hanya jalur tunggal untuk daya dan pendinginan namun fasilitas tersebut masih rentan terhadap gangguan yang tidak terduga. Adapun klien tier 2 dapat mengantisipasi waktu henti (downtime) hingga 22 jam per tahun.
-
Tier 3 Data Center (Concurrently Maintainable Site Infrastructure)
Yang ketiga adalah concurrently maintainable site infrastructure. Keuntungan dibanding dua tier sebelumnya adalah ia memiliki fasiltias yang dapat dipelihara secara bersamaan dengan beberapa jalur distribusi untuk daya dan cooling systems. Yang menarik, tier 3 data center ketika dilakukan pemeliharaan atau penggantian peralatan, tidak perlu dihentikan total aktivitasnya.
Tambahan fasilitas lainnya adalah N+1 Availability. Yaitu kapasitas yang diperlukan untuk mendukung beban kerja IT secara penuh dan +1 yang merujuk kepada komponen tambahan untuk tujuan pencadangan.
Tier 3 dapat memberikan solusi cadangan yang dapat menjaga operasi tetap berjalan jika terjadi pemadaman listrik lokal atau di seluruh wilayah. Fasilitas tersebut juga memastikan peralatan dapat terus beroperasi setidaknya selama 72 jam setelah pemadaman. Lebih lanjut, adapun klien tier 3 dapat mengharapkan waktu henti (downtime) hingga 1.6 jam per tahun.
-
Tier 4 Data Center (Fault Tolerant Site Infrastructure)
Tier 4 data center memiliki mekanisme toleransi dan beberapa sistem yang terisolasi yang secara fisik bertindak sebagai komponen redundan dan jalur distribusi. Lebih lanjut, berikut adalah spesifikasi detail yang dimiliki oleh tier 4 data center:
- Semua komponen memiliki dukungan dua generator, dua sistem UPS, dan dua sistem pendingin
- Setiap jalur distribusi bersifat independen sehingga kegagalan tunggal pada salah satu tidak menimbulkan efek domino dengan komponen lainnya
- Operasi terus berjalan selama minimal 96 jam setelah pemadaman listrik lokal atau regional
- Sumber daya tidak terhubung ke sumber eksternal apa pun
Tier 4 juga memiliki fasilitas 2N atau 2N+1 redudensi. Adapun istilah Redundansi 2N (atau N+N) merujuk kepada fasilitas yang memiliki sistem sepenuhnya independen dalam keadaan siaga. Dengan demikian, jika terjadi sesuatu pada komponen utama, replika cadangan yang identik mulai beroperasi untuk memastikan pengoperasian yang berkelanjutan.
Adapun istilah 2N+1 merujuk kepada penyedian dua kali kapasitas operasional (2N) dan komponen cadangan tambahan (+1) jika terjadi kegagalan saat sistem sekunder aktif. Adapun klien tier 4 dapat mengharapkan waktu henti (downtime) hingga 26.3 menit per tahun.