Tips Memulai Hari Ala Anak DevOps Engineer
Di dunia teknologi yang terus berkembang, seorang DevOps engineer memiliki rutinitas harian yang unik dan dinamis. Mengelola antara deployment, otomatisasi infrastruktur, pemantauan sistem, hingga penanganan insiden membutuhkan bukan hanya keterampilan teknis, tetapi juga disiplin dan ketenangan mental. Jika kamu penasaran bagaimana cara memulai hari ala anak DevOps — atau kamu sendiri sedang menjalani peran ini — berikut adalah beberapa tips praktis yang bisa kamu terapkan.
1. Cek Ringan Sistem Sebelum Ngopi
Banyak DevOps engineer memulai hari dengan cek cepat status sistem, bukan langsung login ke server, tapi sekadar menengok notifikasi Slack, email alert, atau laporan insiden semalam. Tujuannya:
-
Mengetahui kondisi sistem terkini
-
Mengidentifikasi apakah ada masalah penting atau downtime
-
Persiapan mental untuk hari itu
Ini bukan berarti kamu harus langsung “ngoding” sejak pagi buta. Anggap saja seperti cek cuaca — kalau semua aman, hari pun lebih tenang.
2. Sarapan, Ngopi, dan Siapkan Mental
Kesehatan fisik sangat berpengaruh pada kinerja mental, apalagi buat pekerjaan yang menuntut fokus tinggi seperti DevOps. Biasanya mereka memilih:
-
Sarapan ringan tapi bergizi, seperti oatmeal, telur, atau smoothie
-
Secangkir kopi atau teh untuk tenaga awal (secukupnya aja)
-
Beberapa menit untuk meditasi atau tarik napas dalam sebelum mulai kerja
Beberapa juga menyempatkan diri untuk olahraga ringan di pagi hari — jalan kaki sebentar, stretching, atau yoga singkat. Badan segar, pikiran pun lebih fokus.
3. Daily Stand-Up: Komunikasi Itu Kunci
Kalau kamu bekerja di tim yang memakai Agile atau Scrum, maka daily stand-up adalah aktivitas rutin pagi yang penting. Buat DevOps, ini kesempatan bagus untuk:
-
Menjelaskan apa yang dikerjakan kemarin
-
Menyebutkan rencana hari ini
-
Menyampaikan hambatan (blocker) atau kendala infrastruktur
Gunakan momen ini untuk angkat isu sejak awal. Misalnya, pipeline CI/CD yang error, staging environment yang tidak stabil, atau kebutuhan sistem yang mendesak.
Tips: Singkat, jelas, jangan terlalu teknis kecuali diminta. Biar meeting-nya tetap efisien.
4. Cek Dashboard Monitoring dan Alert
Setelah semua siap, saatnya buka dashboard monitoring. Entah kamu pakai Grafana, Prometheus, Datadog, ELK, atau New Relic, langkah ini penting untuk:
-
Melihat performa sistem semalam
-
Mendeteksi anomali atau lonjakan trafik
-
Menyesuaikan threshold alert jika perlu
Tujuannya? Deteksi dini lebih baik daripada panik saat insiden. Ingat, pencegahan selalu lebih murah daripada pemulihan.
5. Triage dan Prioritaskan Task Harian
Sebagai DevOps, tugasmu bisa sangat bervariasi:
-
Menulis modul Terraform atau Ansible
-
Debugging pod di Kubernetes
-
Menangani celah keamanan
-
Mengoptimalkan pipeline CI/CD
-
Kolaborasi dengan tim developer
Gunakan tools seperti Jira, Notion, atau sekadar to-do list sederhana untuk menyusun prioritas. Mulailah dengan task yang ringan tapi berdampak besar, agar dapat momentum positif di pagi hari.
6. Jadwalkan Waktu Fokus (Deep Work)
DevOps itu sering multitasking — antara kerja proaktif (otomatisasi) dan reaktif (tanggapi alert). Supaya tetap produktif, kamu butuh blok waktu tanpa gangguan untuk:
-
Menulis Infrastructure as Code (IaC)
-
Refactor pipeline CI/CD
-
Menulis dokumentasi
-
Merancang solusi teknis
Gunakan fitur Do Not Disturb atau matikan notifikasi non-prioritas selama periode ini. Waktu fokus ini akan sangat menentukan kualitas hasil kerja.
7. Bersihkan Lingkungan Kerja Digital
Lingkungan kerja yang rapi akan membantu kerja jadi lebih lancar. Pagi hari cocok untuk:
-
Hapus branch Git yang sudah usang
-
Update image Docker lokal
-
Restart container yang stuck
-
Update CLI tools atau dependensi
Ini ibarat merapikan tempat tidur versi anak DevOps. Supaya nggak ribet saat nanti butuh performa maksimal.
8. Istirahat Singkat Tapi Teratur
Kerja DevOps bisa sangat menguras otak. Maka penting untuk mengatur waktu istirahat singkat setiap 60–90 menit.
Coba:
-
Teknik Pomodoro (25 menit kerja, 5 menit istirahat)
-
Jalan kaki sebentar
-
Stretching atau pindah tempat kerja
Dan yang pasti: jangan skip makan siang. Bukan pencapaian kalau bisa tahan lapar saat handle incident.
9. Luangkan Waktu untuk Belajar
Dunia DevOps terus berkembang. Sediakan waktu 15–30 menit (pagi hari lebih ideal) untuk:
-
Baca blog atau changelog terbaru
-
Ikuti update di Kubernetes, AWS, Docker, dsb.
-
Coba tool baru di environment sandbox
Belajar sedikit-sedikit tapi konsisten akan membantumu tetap relevan dan kompeten.
10. Tetap Tenang, Jangan Reaktif
Skill penting yang sering diremehkan oleh DevOps engineer: ketenangan di tengah kekacauan. Kadang sistem down, pipeline gagal, dan stakeholder panik. Tapi tugasmu adalah tetap:
-
Tenang dan berpikir jernih
-
Fokus pada hal yang bisa dikendalikan
-
Komunikasi jelas dan terstruktur
Kemampuanmu untuk tenang di tengah krisis akan lebih dihargai daripada skill scripting-mu.
Bonus: Tools yang Biasa Dibuka Anak DevOps di Pagi Hari
Berikut beberapa tools yang biasanya langsung dibuka DevOps engineer begitu mulai hari:
-
Terminal (zsh + tmux + alias andalan)
-
VSCode atau editor pilihan
-
Slack/Teams buat update tim
-
Jira/Trello/Notion untuk tracking task
-
Grafana / Prometheus untuk monitoring
-
AWS CLI / kubectl / Helm untuk kelola infrastruktur
Kalau bisa, otomatisasi setup pagi dengan script atau alias. Buka semua tool penting dalam satu command? Why not.
Penutup
Memulai hari ala anak DevOps bukan berarti langsung stress dan panik tiap pagi. Justru sebaliknya — kamu butuh rutinitas yang terstruktur, sadar, dan proaktif. Persiapan kecil di pagi hari bisa mencegah bencana besar di sore hari.
Jadi, mulai harimu dengan tenang, cek log, seduh kopi, dan siap-siap menaklukkan dunia — satu YAML file dalam satu waktu.