Blogs

Rencana OpenStack yang Praktis untuk Pengembangan di Indonesia

Blog Single

Banyak team Devops di Indonesia terjebak dalam siklus yang sama: insiden di akhir pekan, kebutuhan support-ticket yang tak berujung, dan biaya cloud yang tidak sebanding dengan penggunaannya. Seiring dengan waktu, lingkungan yang telah beradaptasi secara organik (baik itu dibangun di atas VMware, DIY OpenStack, maupun public cloud) telah mengakumulasi permasalahan itu. Hasilnya, mereka kerap kesulitan menghadapi tantangan menjalankan dan memelihara infrastruktur yang kompleks dan usang. 

Di sisi lain, upgrade terasa terlalu riskan dan kesediaan GPU tidak dapat diandalkan dengan begitu saja. Jeleknya, penggunaan storage terus memakan persediaan. Bahkan pergantian sistem dasar membutuhkan maintenance yang terjadwal sehingga menangguhkan gebrakan inovasi baru. 

Untuk tim DevOps yang sangat bergantung pada versi lama OpenStack, permasalahan malah menggunung: API yang inkonsisten, fitur-fitur yang tak lagi relevan, dan skrip custom yang membuat perubahan terasa sangat riskan. 

Sebagai solusi, Btech bekerja sama dengan VEXXHOST untuk membantu mengatasi masalah ini. Didirikan pada 2006 di Kanada, VEXXHOST adalah penyedia cloud yang sangat terintegrasi dengan ekosistem OpenStack, berkontribusi sejak rilis kedua. Mereka menyediakan infrastruktur yang aman dan berkinerja tinggi untuk AI, big data, dan beban kerja enterprise di cloud publik, privat, maupun on-premise—membantu tim memodernisasi sistem, mengurangi operational debt, dan mempercepat inovasi tanpa mengorbankan keandalan.

Lalu bagaimana caranya menghadapi permasalahan ini?   

Pada artikel ini, Kami akan membantu secara langkah demi-langkah untuk mencoba meluruskan tantangan yang tersedia.

 


Langkah Pertama: Stabilkan Infrastruktur yang Ada 

Sebagian besar organisasi belum siap untuk migrasi total. Mereka butuh bantuan menjaga agar sistem yang menopang operasional tetap berjalan—seperti patching yang tertunda, cluster yang mulai tidak sinkron, atau upgrade yang belum pernah dilakukan. 

Di Indonesia, hadirnya Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) menambah dimensi baru. Dokumentasi, jejak audit, dan kontrol perubahan kini menjadi keharusan. 


Peran Btech: Menjaga Platform Tetap Stabil 

Apapun lingkungan Anda—OpenStack, Kubernetes, atau kombinasi keduanya—kami pastikan sistem tetap berjalan dan backlog produksi tetap bergerak. Ini sangat penting di Indonesia, di mana tenaga ahli platform masih langka. 

Biasanya, engagement kami dimulai dari: 

  • Triage Operasional 
    Kami identifikasi masalah krusial: patching hypervisor dan komponen control-plane, verifikasi backup, serta baseline konfigurasi agar Anda tahu sistem apa yang sedang berjalan dan mengapa. 

  • Peningkatan Observabilitas 
    Kami pasang Prometheus/Grafana untuk metrik real-time dan sistem logging terpusat (menggunakan Loki atau ELK) agar masalah bisa terlihat saat kejadian, bukan setelahnya. 

  • Risk Register (Daftar Risiko) 
    Kami susun daftar prioritas seperti masalah token Keystone, gangguan agen Neutron/OVN, atau kegagalan snapshot—lengkap dengan penanggung jawab dan tenggat waktu. 

Langkah ini membantu mengurangi “kebisingan” operasional dan memberi ruang bagi tim untuk mulai proses modernisasi. 


Jika Anda Masih di OpenStack Versi Lama 

Lingkungan OpenStack lama biasanya memiliki masalah yang sudah umum: caching token bermasalah, upgrade yang rapuh, hingga tumpukan image lama yang tidak tertata. 

Di sini kami hadir dengan pendekatan yang sistematis: 

  • Kami buat staging environment yang mencerminkan kondisi produksi agar semua upgrade bisa diuji dalam skenario nyata. 

  • Kami gunakan pola blue/green upgrade untuk control-plane dan melakukan upgrade in-place pada data-plane seperti OVN dan Galera—menghindari downtime atau “split-brain”. 

  • Kami tetapkan prosedur rollback yang jelas, namun lebih penting lagi: semua diuji sebelumnya sehingga rollback jarang dibutuhkan. 

Dengan transformasi AI yang semakin cepat dan proyeksi kontribusi sebesar $366 miliar ke PDB Indonesia dalam 10 tahun ke depan, kebutuhan untuk modernisasi semakin mendesak—tanpa harus mengorbankan fokus produk selama berbulan-bulan. 


Tahap Selanjutnya: Migrasi ke Atmosphere Tanpa Downtime 

Pendekatan yang kami rekomendasikan adalah migrasi bertahap dengan risiko rendah—tanpa “big bang migration” yang berisiko tinggi. 

Berikut pola yang terbukti sukses di perusahaan Indonesia: 

  • Bangun Lingkungan Atmosphere Secara Paralel 
    Kami siapkan lingkungan OpenStack baru untuk beberapa workload pilot. Dengan pendekatan Infrastructure-as-Code (OpenStack-Helm + Ansible), platform dapat direplikasi, dikontrol versinya, dan memiliki jalur upgrade yang telah diuji. 

Jika Anda menggunakan Kubernetes, kami integrasikan cluster bersertifikasi CNCF melalui Magnum/Cluster API dengan volume persistent berbasis CSI. 

  • Migrasi Berdasarkan Jenis Workload 
    Mulai dari workload ringan seperti web stateless di belakang Octavia, runner CI, atau pipeline analitik. Setelah monitoring dan backup terbukti stabil, lanjutkan ke workload stateful seperti Ceph, Cinder, atau object storage. 

  • Operasikan Kedua Lingkungan Secara Paralel 
    Selama masa transisi, jalankan kedua sistem secara bersamaan. Kumpulkan data—tiket perubahan, metrik kinerja, log backup—untuk mendukung persetujuan internal dan kebutuhan audit. 

Model ini menjawab dua tantangan besar di pasar Indonesia sekaligus: proyek digital yang cepat dan keterbatasan talenta platform senior. 


Infrastruktur Berbasis Code dan Siap Audit Sejak Awal 

Deploy Atmosphere tidak membutuhkan alat khusus atau lisensi tambahan. Semua berbasis Infrastructure-as-Code. Template dan pipeline yang sama digunakan untuk lingkungan dev, staging, dan produksi. 

Untuk memenuhi kebutuhan regulasi UU PDP, kami juga menyediakan: 

  • Pelaporan Penggunaan via Stratometrics hingga tingkat proyek dan tenant—berguna untuk chargeback atau laporan hibah. 

  • Konfigurasi Berbasis Git dan Image yang Immutable—semua perubahan tercatat, dapat ditinjau, dan mudah dikembalikan. 


Kontrol Biaya yang Relevan Hari Ini dan di Masa Depan 

Banyak tim bertanya: “Apakah ini lebih murah dari public cloud kami sekarang?” 
Jawaban jujurnya: tergantung workload dan jangka waktu. 

Sebagian besar organisasi di Indonesia menjalankan layanan yang stabil dan selalu aktif—portal publik, ERP, pipeline data. Ini cocok untuk flavor VM kustom, storage yang dioptimalkan, dan model CapEx/OpEx yang seimbang. 

Penghematan 15–30% biasanya berasal dari: 

  • Beban operasional yang lebih ringan 

  • Jumlah insiden yang lebih sedikit 

  • Pengaturan default yang efisien untuk kuota, backup, dan cleanup 

Tujuannya bukan sekadar murah, tetapi efisien dan tahan lama. 


Mengapa Ini Mendesak Sekarang 

Tiga tren utama membuat ini semakin relevan: 

  1. Kekurangan Talenta 
    Komunitas developer besar, tapi kapasitas cloud engineer senior masih terbatas. Migrasi bertahap dengan operasi yang dikelola menjaga pengiriman tetap berjalan sambil Anda merekrut dan melatih. 

  1. Investasi dan Infrastruktur Lokal 
    Dengan banyaknya investasi AI dan pertumbuhan pusat data, konektivitas dan latensi lokal semakin baik. Arsitektur Anda harus siap memanfaatkannya. 

  1. Kepastian Regulasi 
    UU PDP sudah berlaku. Dengan IaC, log penggunaan, dan backup yang kuat, audit bisa jadi hal rutin, bukan gangguan. 


Proyek Awal yang Cocok 

Beberapa inisiatif yang bisa jadi langkah pertama: 

  • Platform Developer 
    Proyek self-service dengan kuota, TTL untuk volume sementara, dan flavor khusus untuk CI runner. Cepat, stabil, dan mudah dihitung biayanya. 

  • Pipeline AI/Data 
    Flavor GPU sesuai kebutuhan, storage NVMe untuk ingest cepat, dan object storage untuk dataset besar—sangat cocok untuk inisiatif AI Indonesia yang sedang berkembang. 

  • Portal Publik 
    Desain multi-AZ dengan Octavia dan OVN, plus pelaporan penggunaan per unit bisnis untuk visibilitas anggaran. 


Pertanyaan Umum (dan Jawabannya) 

  • “Apakah kami bisa tetap menggunakan sistem yang ada?” 
    Bisa. Kami sering mempertahankan katalog image, alamat IP, dan model security group Anda sambil memperbarui control plane di belakang layar. 

  • “Haruskah kami beli hardware baru dulu?” 
    Tidak selalu. Kami stabilkan lingkungan dulu, baru rekomendasikan hardware jika memang perlu. 

  • “Apakah cara developer deploy akan berubah?” 
    Justru jadi lebih baik. API tetap sama, CI/CD tetap lancar, dan provisioning lebih cepat serta dapat diprediksi. 

  • “Bagaimana cara menghindari upgrade yang menyakitkan lagi?” 
    Dengan semua komponen sebagai code, diuji di staging, dan dilakukan dalam langkah kecil yang bisa dipantau dan di-rollback. 

  • “Apakah ini mengunci kami ke OpenStack selamanya?” 
    Tidak. Kami pakai OpenStack upstream, Kubernetes, dan storage backend pilihan Anda (biasanya Ceph). Anda tetap punya akses penuh ke API, log, dan kemampuan untuk mengembangkan lebih lanjut. 


Belum Siap Migrasi? Mulai dari yang Kecil 

Langkah awal yang rendah risiko: 

  1. Pilih satu workload yang bermasalah—misalnya GPU training atau web tier dengan trafik tinggi. 

  1. Biarkan kami bantu stabilisasi: observability, kuota, kebijakan storage. 

  1. Jalankan migrasi pilot ke Atmosphere saat waktu senggang. Bandingkan hasilnya. 

Jika hasilnya lebih tenang, biaya lebih rendah, dan lebih mudah dikelola—lanjutkan. Jika belum, Anda tetap mendapatkan sistem yang lebih bersih dan terkelola tanpa komitmen penuh. 


Tentang Atmosphere

Atmosphere adalah platform cloud produksi milik VEXXHOST yang telah teruji: OpenStack, Kubernetes, dan Ceph, semuanya terintegrasi sepenuhnya. Dirancang untuk beban kerja yang memerlukan GPU, industri dengan kepatuhan ketat, deployment hybrid, dan didukung oleh layanan dukungan 24/7.


Mulai Hari Ini​​​​​​​

Kalau Anda sedang kewalahan menjaga infrastruktur, tapi ingin kebebasan dan efisiensi OpenStack di masa depan, kami siap bantu. Mulai dari stabilisasi dulu. Migrasi bisa dilakukan sesuai ritme Anda. 

📩 Siap untuk review kondisi saat ini atau pilot plan? Btech siap mendampingi. 

contact@btech.id / +62-811-1123-242